13 Reasons Why (2017–…): Season 1, Episode 1 - Tape 1, Side A - full transcript

As the school mourns the death of Hannah Baker, her friend Clay receives a box of tapes with messages she recorded before commiting suicide.

Alih Bahasa: Artha Regina
@xoartharegina

Hei, ini Hannah. Hannah Baker.

♪ There's not a simple explanation
For the things that I feel ♪

Betul.

Jangan sesuaikan apapun...
perangkat untuk mendengarkan rekaman ini.

♪ There's no one word To tell
you why I do the things... ♪

Ini aku, hidup dan
dalam rekaman.

Tidak ada pengembalian pemakaian
alat musik, tidak ada pengulangan...,

...dan kali ini, tidak ada permintaan.

Ambillah camilan. Duduklah.

Karena aku akan menceritakan
kalian kisah hidupku.



♪ I can't love you I'm too scared to ♪

♪ It's not a trick that's up my
sleeve It's just the heart inside me ♪

♪ And I spend so much time
fighting The man that I... ♪

Dia cantik sekali./
Benar sekali.

Apa tadi?/
#NeverForget.

♪ To think what I can't say out loud ♪

Apa yang kau lakukan?

Tidak ada. Aku hanya...

Mencari sesuatu?

Memang apa yang mau kucari?

Makanya tadi kutanya.

Apa kau sendiri tahu namaku?

Tentu saja aku tahu, Clay./
Nak. Bel sudah berbunyi.

Kau tidak sepolos itu, Jensen.
Aku tak peduli apa yang dia katakan.



Tn. Foley, ayo.
Masuklah ke kelas.

Kau juga, Tn. Jensen.

Jadi, ada sejumlah cara meminta
bantuan jika kau membutuhkannya...,

...atau kalau temanmu
yang butuh bantuan, paham?

Dan semua informasi ini
ada di luar ruang kerjaku...

...atau di luar kantor utama.

Ada di halaman utama
situs SMA Liberty.

Bu Bradley, apa kita
bisa tak usah melakukan ini lagi?

Maksudku, ini sudah lebih dari seminggu.

Bukankah kita seharusnya melupakannya?

Oke, semuanya, terima kasih.

Aku tahu, ini tragis...,

...tapi aku tidak mau
diingatkan hal itu setiap waktu.

Ini menyedihkan.

Kita memang belum menyelesaikan masalah ini, Tn. Pratters, karena itulah penting mengetahui...

...tanda-tanda kalau orang yang
kaupedulikan mungkin perlu bantuan.

Maksudku, apa mereka
menarik diri dari teman dan keluarga?

Apa ada perubahan dalam penampilan mereka?

Apa mereka mengalami kesulitan...

Kolaborasi kelompok
proyek bernilai seperlima...

...nilai total semester kalian, jadi...

Oke, jadi, harap berkomitmen...

...saling adil ke yang lain.

Aku suka rambutmu.

Rambut pendek.

Aku juga suka rambut panjang.

Dan, aku menyadari
kalau aku ini plin-plan...,

...dan aku seharusnya mengatakan
sesuatu malam itu...,

...dan sebenarnya aku tak suka
perubahan, tapi rambutmu keren juga.

Terima kasih, Clay.

Clay?

Clay.

Clay.

Maaf, apa?

Kau fokus?

Ya, tidak, aku fokus.

Jadi, sekarang dan nanti,
amati diri kalian.

Bawa informasi.

Para murid yang membuat ini semua.

Kami pikir, lebih
baik kami membiarkannya saja.

Baiklah.

Maaf...

Biar kuulang lagi.

Kau mengira ada kunci
induk disana, ya?

Ya, dulunya ada.

Tidak ada stiker atau
foto dalam lokernya.

Kenapa tak ada stiker?

Sayang, ini cuma loker saja./
Tidak, ini loker Hannah.

Kenapa seperti itu?

Bu, aku sungguh tidak tahu.

Jadi ini saja?

Ya. Kalau mau kita bisa
ke ruanganku mengambil sisanya.

Dengan begitu, aku
bisa mengembalikan buku catatan dia.

Kami hanya butuh barang pribadi dia saja.

Tapi pengacara bilang
bawa semuanya.

Pengacara itu banyak omong.

Oh. Hei, Clay.

Hei, Tyler.

Apa?

Tidak ada.

Tidak, Bu, itu hanya
e-mail konyol dari sekolah saja.

Ibu tidak perlu datang...

Eh, hei, tunggu.

Kau sedang apa?

Tidak ada. Cuma berfoto buat
bahan untuk buku tahunan.

Keluar kau.

Hei, maaf. Ya, aku baik-baik saja.

Semuanya baik-baik saja di sini.

Ibu tinggal saja di Aspen.

Ya, aku yakin, Ibu,
100 persen yakin.

Kasih teleponnya ke Ayah.

Clay.

Bagaimana kabarmu?

Aku selalu memikirkanmu.

Hei, Courtney.

Kau memikirkanku?

Menurutku kita harus
saling peduli...

...di saat seperti ini.

Tentu.

Hanya saja
ini sangat memilukan.

Ini tidak masuk akal, 'kan?

Tidak.

Tapi...,

...memang banyak hal
yang tidak masuk akal.

Tepat. Benar sekali.

Ada beberapa hal dalam hidup
yang tak bisa kita jelaskan, 'kan?

Ya.

Aku senang kita
bisa bicara seperti ini.

Dah.

Ya, aku juga.

Hei, Clay.

Kau mau pulang bersamaku?

Ya, tentu.

Kau tak bawa sepeda hari ini?

Tidak, Ibuku tadi mengantarku sekolah.

Oh.

Kau tak keberatan
kalau aku nyalakan kaset?

Ya, tentu saja.

Kau masih saja
pakai kaset, ya?

Karena kaset jauh lebih bagus.

Dulu memang jauh lebih baik.

Tentu saja.

♪ You cry out in your sleep ♪

♪ All my failings exposed ♪

♪ And there's a taste in my mouth ♪

♪ As desperation takes hold ♪

♪ Is it something so good ♪

♪ Just can't function no more ♪

Seperti ini.

Kalau mereka pesan pakai mentega,
apa yang harus kaukatakan?

Produk ini sudah berbasis mentega.

Dan tersenyumlah saat
kau mengatakannya.

Aku tahu itu bisa agak canggung.
Tapi kita bisa untung besar.

Oh, dan, sedikit rahasia penjualan:

Kalau pelanggannya tampan/cantik,
taruh mentega di atas...,

...biar mereka datang lagi
beli ini saat mereka nonton film.

Oke, tapi kenapa?

Biar kau bisa mengobrol dengan mereka.

Oh, aku tak suka mengobrol.

Baguslah.

Kurasa kita bisa jadi teman.

Asalkan kau ingat aku sudah
kerja disini tiga minggu sebelum kau...,

...jadi aku seniormu,
makanya aku mengajarimu.

Dan kalau kupikir ini gila...,

...karena aku baru pindah ke
sini dua bulan yang lalu..

...dan aku tidak tahu kenapa
aku mau kerja disini.

Menurutku hari-harimu disini
akan semakin membaik.

Apa kau suka?

Disini?

Di Crestmont? Banyak
bau menarik disini.

Bukan, kota ini.

Oh.

Aku tidak pernah ke kota lain,
jadi aku tak bisa membandingkannya.

Selama hidupku, aku sudah
tinggal disini.

Seolah kau bertanya pada Han
Solo "Bagaimana rasanya di angkasa?"

Wow! Kau sepertinya kutu buku, ya?

Aku suka itu.
Menjadi kutu buku itu butuh keberanian.

Sampai nanti.

Ayah, di mana radiomu?

"Radioku"?

Radio tempat kau memutar CD...

...saat Ayah lagi melukis atau
bekerja di halaman.

Oh, boom box-ku.

Jadi itu namanya?

Dulu. Tapi sekarang kau
bisa sebut itu dengan benda usang.

Ya, boom box-ku ada di bengkel.

Boom box Ayah bisa
memutar kaset. 'kan?

Ya, terakhir kali kucoba.

Bagaimana situasi
di sekolah belakangan ini?

Sama saja. Semua orang
masih bertingkah aneh.

Kau sendiri?

Um...

Bagaimana kabarmu?

Aku? Aku baik-baik saja.

Aku baik-baik saja.

Jadi, apa boleh aku...
pinjam boom box-nya?

Ya, tentu saja. Boom box.

Pergilah.

Tapi... teruslah berhubungan dengan Ayah.

Oke?

Baik, Ayah.

Hei, ini Hannah.

Hannah Baker.

Sialan.

Jangan sesuaikan perangkatmu
buat mendengar kaset ini.

Ini aku, hidup dalam kaset.

Tidak ada pengembalian pemakaian
alat musik, tidak ada pengulangan...,

...dan kali ini, tidak ada permintaan.

Ambil camilan-mu. Duduklah.

Karena aku akan menceritakan
kalian kisah hidupku.

Lebih tepatnya,
alasan hidupku berakhir.

Dan jika kau sedang
mendengarkan kaset ini...

...kaulah salah satu alasannya.

Bukan maksudku bilang rekaman
mana yang bisa memahami kisah ini.

Tapi jangan takut, jika kau menerima
kotak kecil yang indah ini...,

...namamu akan muncul.

Aku janji.

Pokoknya, aturan di sini
cukup sederhana.

Hanya ada dua aturan./
Kau sedang apa?

Astaga!/
Maaf.

Bukannya Ibu sudah janji takkan jadi orang tua yang terlalu khawatir dengan anaknya?

Bukan maksud Ibu buat menakut-nakutimu.

Kau tadi terlalu konsentrasi dengan...
Kau lagi dengar apa?

Bukan apa-apa.
Ini buat PR sejarah.

Kaset jadi PR sejarah sekarang?/
Mm-hm.

Hm! Tentu saja.

Ibu boleh dengar?

Tidak. Isinya konyol.

Aku mau ke kamarku dulu.
Mengerjakan PR.

Clay, pihak sekolah mengirim
email lagi hari ini.

Pantas saja Ayah
tadi menanyakan tentangku.

Kalian berdua ini berbahaya
saat kalian bekerjasama.

Kau tahu sendiri Ibu benci
jadi orang tua yang...

...yang menanyakan anaknya
tentang apapun, tapi...

...jika kau ingin bicara--

Aku tidak benar-benar
mengenalnya, Ibu.

Bukankah kalian berdua bekerja
di Crestmont?

Ya, cuma sebentar.../
Tapi kau tidak kenal baik dengannya?

Tidak juga.

Aku harus mengerjakan PR...

Sial!/
Perhatikan ucapanmu.

Maaf. Aku harus... mengerjakan PR.

PR-nya harus dikumpul
dua hari lagi, jadi aku harus mengerjakannya.

Clay.

Pelan-pelan saja, sayang.

Lagipula, itu cuma PR.

Ya. Terimakasih Ibu.

Apa-apaan ini?

Sial.

Aku mau pergi ke
rumah Tony.

Tunggu, rumah Tony? Sekarang?

Dia butuh salah satu kasetnya.
Kami kerja kelompok.

Tapi setengah jam lagi
kita makan malam.

Sisakan saja buatku nanti.

SMS Ibu kalau
kau nanti pulangnya telat sekali.

Baiklah. Dah./
Dah.

Mana obengnya?

Oke.

Hei, Tony./
Hei, Clay.

Mobilmu bermasalah?/
Tidak.

Cuma ada yang harus diperbaiki.

Ayah ingat Clay, 'kan?/
Ya, tentu.

Apa kabar, Clay?

Baik, terima kasih.

Jadi, Clay, ada apa?

Tidak ada apa-apa. Aku...

Aku cuma keluar
buat jalan-jalan.

Keliling kompleks?

Sepertinya sudah selesai.
Coba nyalakan mobilnya.

Mana kain lap-nya?/
Aku saja yang nyalakan mesinnya.

Jika waktunya tepat,
kita nanti dengar suara mesinnya.

Oke, hidupkan mesinnya.

Kau dengar itu? Begitulah
seharusnya suara mesinnya.

Suaranya beda, ya?/
Ya, beda. Apa kau itu tuli?

Suaranya masih sama seperti yang tadi.

Berarti kau tuli.

Suara yang sekarang jauh lebih pelan.

Seperrtinya tidak. Aku tahu suara
ini dan Ayah juga harusnya tahu.

Karena itulah Ayah menunjukkannya.

Oke, matikan mesinnya.

Aku pamit dulu.

Kau yakin tak mau
mampir makan malam disini?

Tak perlu. Ibuku sudah
memasak daging babi di rumah.

Kalau aku tidak pulang segera,
Ibuku nanti lapor polisi, atau apalah.

Pihak sekolah mengirim
email ke semua orang tua lagi.

Oh, aku tahu./
Apa dia meninggalkan surat?

Si gadis yang bunuh diri itu?

Uh...

Aku tidak tahu.

(in Spanish)

Dengar Ayah.

Kalau kau seperti itu pada ibumu,
Ayah akan membunuhmu, paham?

Ayah akan membunuhmu
sampai mati.

Bersihkan ini.

Ayahku tidak sungguh-sungguh.

Tidak. Dia...

Dia pria yang sederhana.

Yep.

Sampai nanti.

Clay, sepertinya kau pegang
barang milikku, ya?

Aku?

Kunci mobilku.

Oh, ya. Ini.

Sampai nanti.

Aturan di
sini cukup sederhana.

Hanya ada dua aturan.

Peraturan nomor satu: kau
harus mendengarkan.

Aturan dua: kau harus
menyebarkannya

Mudah-mudahan, tak satu pun
dari aturan itu ada yang mudah.

Aturan itu tidak seharusnya mudah, kalau mudah, aku pasti sudah mengirim file MP3 padamu.

Ketika kau selesai
mendengarkan semua 13 sisi...,

...karena di setiap cerita
ada 13 sisi...

Kembalikan awal isi kaset,
taruh lagi ke dalam kotak...,

...dan kasih kaset ini
ke orang berikutnya.

Kenapa aku terlibat seperti ini?

Oh, dan dalam kotak kaset
itu ada peta.

Aku akan menyebutkan beberapa
tempat di sekitar kota kita tercinta ini.

Aku tidak bisa memaksamu
mengunjungi tempat itu...,

...tapi jika kau ingin tahu
sedikit, mulailah mengunjungi tempatnya.

Atau, kau bisa buang
petanya dan aku tidak akan pernah tahu...

...atau aku akan tahu?

Kalau-kalau kau
tergoda melanggar aturan...,

...ketahuilah, aku sudah
menyalin isi kaset ini...,

...dan aku menaruhnya kepada
orang terpercaya...

...yang akan merilis isi
salinan kaset ini kepada publik...,

...jika paket ini tidak
sampai pada kalian semua.

Ini bukan sekedar
keputusan mendadak saja.

Jangan abaikan aku begitu saja.

Jangan lagi.

Aku tidak pernah mengabaikanmu!

Whoa!

Oh, sialan.

Turuti apa kataku.

Tidak lebih, tidak kurang.

Kau sedang diawasi.

Kau baik-baik saja?

Ya. Aku tadi kelupaan sesuatu.

Clay, dahimu!

Apa? Ini bukan apa-apa.

Kau jatuh tadi naik sepeda?

Aku tadi menabrak cabang pohon
waktu aku lewat hutan.

Biar Ibu ambilkan kotak P3K.

Aku tidak butuh itu.

Kau itu berdarah.
Kau butuh obat salep.

Ibu, tolong jangan bilang "salep."

Aku sungguh baik-baik saja.

Apa yang terjadi?/ Sudah kubilang,
jatuh dari sepeda, menabrak cabang.

Itu saja?

Ibu, aku janji akan menceritakan Ibu
segala sesuatu tentang kehidupanku...

...karena semuanya
sangat menarik.

Aku bisa bersihkan lukaku ini.
Tapi aku harus pergi. Tony sudah menungguku.

Ah-ah.

Helm-mu.

Aku suka helm-nya.

Menggemaskan sekali.

Maksudmu "menggemaskan" dalam arti
anak hewan, begitu?

Apa kau tidak takut
rambutmu bau helm?

Rambutku memang selalu seperti ini.

Kau harus pakai produk rambut.

Kau harus menata rambutmu,
dan keringkan rambutmu waktu pagi hari.

Dan mengorbankan maskulinitasku?

Bukannya maskulinitasmu sudah pudar?

Maaf karena aku ingin
otakku tidak terpengaruh dengan produk kimia.

Daripada mengatakan seperti
kebanyakan pria?

Ayo, Helmet, kau harus
membersihkan kamar kecil.

Maksudmu "kita," 'kan?/
Tidak.

Ada pesta di rumahku
besok malam.

Kau diundang. Kau harus datang.
Jangan bawa helm-mu..

Baiklah. Kau tinggal dimana?

Geserkan jarimu ke "C,"
jari lainnya ke "4",

Satukan jarak itu.
Itulah bintang merah pertama.

Ya, 'kan?

Sebuah peta.
Cara yang kuno.

Tidak ada Google Maps...,

...tidak ada aplikasi, tidak ada interwebs untuk membuat segalanya lebih parah seperti biasanya.

Kau sudah sampai di rumah pertamaku
di kota menyebalkan ini...

...tempat dimana aku menyelenggarakan
pesta pertamaku....

...dan di mana aku bertemu Justin Foley...

...itulah subyek rekaman pertama kita.

Ini hanyalah sekedar pesta.

Aku tidak menyangka kalau pesta
itu awal dari akhir hidupku.

Justin, kau jatuh cinta dengan
temanku, Kat. Satu-satunya temanku.

Dia datang!
Clay datang!

Aku menang taruhan!
Kau harus bayar lima dolar ke aku.

Oh, Tuhan.

Kalian taruhan?/
Melawanmu.

Terakhir kali aku melihatmu ikut pesta...
waktu ulang tahunku, waktu kita kelas empat.

Aku masih ingat badut itu./
Mm!

Oh, Badut itu juga
seorang pecandu heroin.

Ibuku pekerja sosial dan mempekerjakan badut
pecandu heroin yang mulai sembuh.

Waktu itu, badannya kejang-kejang.

Ayo kita minum. Permisi.

Waktu itu, kukira badut itu
cuma gugup saja.

Hei./
Hai, Kat.

Banyak sekali yang datang.
Sepertinya mereka senang kau mau pindah.

Aku hanya ingin menyelenggarakan pesta ini biar Hannah bisa bertemu dengan beberapa orang...

...sebelum aku pindah
dari kota ini.

Aku sudah bertemu Helmet.

Clay tidak masuk hitungan. Karena
kau bertemu dengannya di tempat kerja.

Menurutku, itu harus masuk hitungan./
Tentu saja itu pendapatmu.

Oke, isi ulang minumnya.
Clay, kau mau minum apa?

Sprite.

Oh, ya ampun, kau ini.

Kau memang lain.
Kau harus minum bir.

Baiklah. Bir boleh juga.

Kat./
Oh. Berfoto.

Berhenti bersenang-senang, Clay.

Aku bersenang-senang, sungguh.

Woot!

Kerahmu terlalu ketat.

Hei.

Hei.

Kau, anak baru, ya?

Sepertinya.

Aku suka suaramu
saat tertawa.

Terima kasih.

Aku suka selera fesyen-mu.

Terima kasih.

Bryce.

Kau sebaiknya memukul gentong bir.
Kau sudah terlambat satu jam

Kuharap nanti kita bertemu lagi.

Sampai jumpa.

Tidak. Jangan, Hannah.

Dia itu seperti, Darth Vader
versi anak organisasi.

Dia sepertinya bukan orang jahat.

Aku cuma kasih saran saja.

Sepertinya dia benar.

Sepertinya aku ingin bir juga.

Baiklah, Princess Leia.

Ya ampun, kalian
berdua itu kutu buku.

Selamat bersenang-senang.

Apa kau akan mengatakan padanya?

Mengatakan apa?

Oh, yang benar saja.
Aku sudah lama kenal kau.

Kalau begitu, jangan tekan aku.

Aku tak bisa...

Kau tahu, rumor gay
saja baru-baru ini mereda.

Mmm. Jadi kesempatannya
tinggi buatmu.

Hanya saja, kalau aku di dekat dia, aku
bisa jadi orang berbeda, kau tahu?

Seolah aku Clay Jensen
yang baru:

...anak SMA kelas dua,
arkeolog/petualang.

Clay, kau itu hebat.

Tapi menurutku,
dia punya selera pria yang buruk.

Kau tidak akan memberitahunya, 'kan?

Ya, kalau aku ingat.

Kat!

Sial!/
Awas!

Tidak...

Lihatlah mereka.

Justin Foley itu punyaku,
dan Zach Dempsey untukmu.

Zach Dempsey? Serius?

Apa? Zach itu baik.

Aku tidak bisa lihat!

Jangan jambak aku.

Oke, ya, dia memang agak bodoh...,

...tapi bodohnya itu
dalam arti baik.

Ya.

Hadirin sekalian, inilah mereka
atlit SMA Liberty.

Bagus sekali.

Maaf. Kalian tak boleh masuk
ke rumah Hannah basah-basahan begitu.

Serius?

Ya ampun, lihatlah dirimu.

Kalau begini?

Lebih bagus, tapi,
maaf, masih tidak boleh masuk.

Ayolah! Bukan pesta namanya
kalau tak ada kami.

Kami akan memberikan
kesempatan pada kalian.

Sana, keringkan diri kalian.

Kau yang rugi, Nyonya.

Idiot. Aku tak tahan lagi...

Tapi mereka idiot yang tampan.

Jadi, kau lihat,
disitulah masalah bermula.

Senyum itu.

Senyum sialan itu.

Kat pindah tempat tinggal
sebelum ajaran baru dimulai.

Dia teman
yang tidak bisa tergantikan...,

...walau digantikan dengan rasa
jatuh cinta pada pria yang ditinggalkannya.

Hey.

Hannah, 'kan?/
Ya.

Justin. Foley.

Aku melihatmu di pesta malam itu.

Ya, aku melihatmu juga.

Kau tidak basah sekarang.

Ya, kami langsung pulang dan
ganti baju.

Apa susah?

Hah?

Waktu kau ganti baju.

Oh, ya. Sangat.

Jadi...

Kat sudah pindah.

Ya. Menyebalkan sekali.

Kau sudah bicara dengannya?

Ya. Sedikit.

Ya, aku juga.

Sedikit.

Aku harus masuk kelas dulu.

Oh, ya. Betul.

Sampai nanti, kalau begitu.

Baiklah.

Menjadi pacarnya Kat
adalah hal yang luar biasa...,

...tapi, Justin, kau-lah
Kryptonite-ku.

Zach siapa?

Dempsey.

Oh!

Maaf.

Aku lagi mengingat
semua nama anak baru disini...,

...dan banyak dari
mereka masuk daftar hitamku.

Ya.

Jadi, aku tahu kau ingin
menjodohkanku dengan Zach, tapi...

Tapi... kau suka Justin.

Aku jahat, ya./
Tidak.

Tidak. Dia itu... sombong. .

Baiklah. Dia milikmu sekarang.

Tidak, aku tidak akan pernah...

Serius, aku sudah pindah
tempat tinggal beberapa kali...,

...dan aku sekarang
pacaran dengan hipsters.

Dia milikmu sekarang.

Aku asisten kantor
waktu istirahat ketiga..

Jadi aku tahu kau dimana
saat pelajaran ketiga.

Baiklah, jadi itu
angka tak teratur sampai 40.

Kalian harus bekerja keras.

Ya, kalian sudah dengar Bapak:
Tunjukkan kerja keras kalian.

Baiklah, kalian boleh istirahat.
Terima kasih.

Whoa! Hati-hati.

Maaf.

Kau tadi kelas Geometri dengan Pak Bates.
Pantas saja kau buru-buru.

Oh, kau juga ambil kelas dia?/
Ya pelajaran kelima.

Sepuluh jam terburuk.

Kalau begitu, aku masuk kelas dulu.

Oh, ya.

Sampai nanti, ya?

Baiklah.

Aku bahkan memaksakan diri
menyukai basket demi kau, Justin.

Bagus.

Bagus.

Jensen!

Clay Jensen!

Bagus. Gerakkan kakimu!

Helmet!

Oh, hei.

Maaf.

Permisi.

Kau tersesat waktu
ke perpustakaan?

Pelatih Patrick kasih PR sejarah, jadi...

Jadi, duduklah.

Ya. Oke.

Kau selalu saja berdiri sambil
gelisah. Aku jadi cemas melihatmu.

Lagi!

Kau mau Tootsie Roll?

Kau makan itu?

Serius, menurutmu bagaimana
makanan itu?

Makanan ini terenak
dan termanis di dunia.

Aku tidak menyangka kau
suka tonton pertandingan olahraga.

Aku ingin mendapatkan pengalaman
jadi anak SMA.

Justin pelengkapmu jadi
anak SMA seutuhnya?

Diamlah!

Jangan iri, Clay.

Kau pasti bisa. Suatu hari nanti.

Mungkin.

Apa ayahmu juga kurus
dan gugup begini?

Ya, lumayan.

Whoo!

Yeah!

Yeah.

Hei, Helmet./
Hei.

Kau bisa meng-email
foto catatan Bahasa Prancis-mu padaku?

Aku tidak bisa memahami Bu Steinberg.
Seolah dia bicara bahasa Jerman.

Baiklah.

Kalian mau pulang bersama?

Tidak usah, terima kasih.
Aku naik bus saja.

Dah, Clay. Sampai jumpa, Justin.

Kalian duluan saja.

Whoa! Tidak mungkin!
Kau mau naik bus?

Yo, naik bus dengan wanita seksi, lebih
baik daripada naik mobil dengan idiot seperti kalian.

Hei, apa sudah ada orang
yang duduk di kursi itu?

Kau biasanya tidak naik bus.

Oh ya? Kalau begitu,
ini hari keberuntunganmu.

Kau ini memang percaya diri sekali, ya.

Kau ternyata tidak ambil
kelas Geometri rupanya.

Kau mencaritahu tentangku rupanya.

Tidak.

Ya, maksudku...

Entahlah, mungkin saja.

Aku suka itu.

Itu artinya kau inisiatif.

Jadi, apa boleh aku
minta nomormu atau apalah?

Atau apalah?

Jadi, aku bisa memberikan nomorku...

...atau memberikan kode
palsu peluncuran nuklir?

Aku mau nomormu saja.

Kalau begitu aku mau ponselmu./
Ha?

Kau memberikan ponselmu,
habis itu, kutulis nomorku di ponselmu...

Oke, ya.

Tidak ada alasan lagi
mulai sekarang, 'kan?

Nanti aku kesini lagi.

Kau mau kemana?

Buku geometri-ku ketinggalan.

Tunggu, pakai punyaku saja
kalau butuh...

Sial.

Hei, bus ini tujuannya kemana?

Tidak tahu. Aku juga
tak biasa naik bus.

Serius? Hannah Baker!

Hubungi aku, ya!

Tampan juga dia.

♪ How can you wait In
the wash of the rain? ♪

♪ You're soaked to your feet ♪

♪ Still, you said you'd wait for me ♪

♪ And these days, they grow so old ♪

♪ And I'll never show ♪

♪ I thought they knew ♪

♪ I'm fickle and slow,
and I'll never do ♪

Hannah.

Ibu tidak suka kau main ponsel
saat kau sedang ada PR.

Aku cuma pakai
kalkulator ponsel saja.

Dan aku mengajari temanku
soal PR-nya.

Ponsel.

Ponsel!

Apa Ibu kenal temanmu ini?/
Memangnya Ibu kenal semua temanku?

PR lagi?

Kami hanya mendiskusikan
soal PR Matematika.

Halo, Justin.

Hannah lagi mengerjakan PR.

Oh, hai, Ny. Baker.

Ya, dia tadi
mengajariku saja.

Oh ya? Memang PR apa?

Eh, matematika.

Matematika. Oh.

Baiklah, kalau begitu.

Beritahu Ibu jika kau
butuh Ibu.

Jadi, kau mau kuajari
memecahkan soal MTK-nya?

Tidak. Aku cuma bilang begitu
biar ponselmu tidak disita ibumu.

Karena aku juga punya PR...,

...dan aku tidak bisa teleponan
sepanjang hari.

Oke, nanti aku menghubungimu lagi.

Tidak! Aku...

Maksudku, kau susah mengerjakan
yang mana?

Soal tentang kecepatan kereta?

Kereta?

Dua kereta berangkat pada waktu
berbeda, lalu kapan mereka berpapasan?

Oh!

Aku mengerti sekarang...

Kereta Api "A" berangkat dari rumahku
beberapa menit lagi. .

Kereta Api "B" berangkat
dari rumahmu...

30 menit lagi.

Tiga puluh menit sepertinya
waktu yang lama...

...biar dua kereta itu
berkecepatan penuh, ya 'kan?

Taman Eisenhower.
Mainan putar-putar.

Astaga.

Aku tahu bagaimana
pemikiran kalian.

Hannah Baker itu wanita jalang.

Ups. Kau dengar itu?

Aku barusan bilang "Hannah Baker itu..."

Aku tak bisa mengucapkannya lagi.

Lihat saja, aku akan menangkapmu.

Aku memimpikan ciuman pertama kami
berada di taman.

Aku tidak pernah mengatakannya.

Mmpi itu dimulai di
bagian pegangan wahana itu...

...dan pada roda kemudi.

Itu memang wahana di taman.

Tapi setiap kali aku memutar
kemudinya ke kiri atau kanan...,

...pohon-pohon seolah menaik
seakan mereka terbang.

Bagaimana tadi?/
Cukup bagus.

Ya, kau suka?/
Ya.

Baiklah, giliranmu.

Giliranku?/
Ya.

Oke. Apa yang kau lakukan?

Tunggu, tunggu.
Aku harus foto dulu.

Aku lagi pakai rok. Tunggu, tunggu.

Tunggu dulu...

Dan aku takut... karena
aku tidak tahu caranya meluncur.

Tapi kau sudah siap di bawah
untuk menangkapku ketika aku meluncur.

Oke, oke. Satu, dua. tiga.

Ah!

Kau tak apa?/
Ya.

Dan itulah yang terjadi.

Kami berciuman.

Kenapa?

Kau dengar sesuatu yang lain?

Tidak.

Kami hanya berciuman.

Maaf karena membuatmu kecewa, tapi kurasa
kita sekarang sudah impas.

Hei, Clay.

Hei, Tony.

Kau baik-baik saja?

Ya, baik-baik saja.

Apa itu Walkman-ku?

Ya, aku mau bertanya...

Tak apa.

Berhati-hati saja saat kau mendengarkan
Walkman sambil bersepeda.

Kau tidak mau lagi tubuhmu luka, 'kan?

Betul. Terima kasih.

Taman Eisenhower.

Itu artinya kau sudah
siap dengan sisi kedua.

Selamat malam, Clay. Jaga dirimu.

Aku sudah banyak dengar
tentang diriku...

...sampai aku tidak tahu mana
cerita diriku yang paling populer.

Tapi aku tahu mana
yang paling tidak populer.

Kebenarannya.

Kebenaran bukanlah yang
paling menarik dari semua hal...,

...atau yang terbaik atau terburuk.

Kebenaran adalah
sesuatu di tenga-tengah.

Tapi kebenaran layak
didengar dan diingat.

Kebenaran akan terungkap.

Itulah kebenaran.

Jadi, terima kasih, Justin.

Sungguh. Ciuman
pertamaku sangat indah.

Porter ingin bicara
denganku soal Hannah.

Mungkin soal gugatan sialan itu.

Apa kau sudah mencapai tahap
pertama dengannya, Justin?

Lepas, aku tak mau
memberitahu kalian.

Atau tahap kedua?/
Diam kalian.

Ketiga?

Baiklah.

Gambar mengisyaratkan
banyak kata.

Kau melakukannya di tempat umum?

Seksi sekali.

Oh, ya. Kami akan
menyebarkan hal ini.

Jangan, Bryce, berhenti!

Hei, Bryce, hentikan! Hei!

Bryce, jangan.

Kau mau melakukannya lagi, 'kan?/
Ya.

Astaga. Serius, Justin?

Kenapa kau mengirimkannya?

Oke, semuanya.
Harap tenang.

Hari ini kita akan
membahas cara-cara...

...menavigasi interaksi
yang sulit.

Semuanya, setidaknya...

...patuhlah pada aturan jangan
main ponsel di kelas, oke?

Kita membicarakan soal cara-cara mengatasi
konflik dengan rekan-rekan kalian, oke?

Bagaimana kita bisa berkomunikasi lebih
efektif tanpa menggunakan emoji?

Baiklah, aku butuh dua relawan
untuk latihan di depan.

Semuanya, jangan main ponsel.

Jika tidak, akan Ibu sita.

Kesempatan terakhir.

Ya, Sherri.

Terima kasih.

Siapa lagi?

Kau yang di belakang? Ya.

Dan Tn. Johansen.
Kau akan maju juga di depan.

Biar Ibu ambilkan naskahnya.
Kalian harap duduk.

Semuanya nanti dapat giliran.

Apa yang terjadi
setelah ciuman pertamaku...

...tidak begitu indah..

Kita akan
melanjutkan diskusi kita...

...soal nonverbal besok.

Jadi, sampai saat itu,
buatlah catatan.

Aku tidak marah karena
kau mengkhianatiku. .

Aku marah karena aku
percaya denganmu.

Apa-apaan ini, Tony?

Hei, Clay.

Apa masalahnya?

Bagaimana kau bisa
terlibat semua ini?

Aku tidak ada di kaset, jika
itu yang kautanyakan.

Apa kau yang membantunya?

Tidak, tidak.

Apa kau tahu dia akan seperti itu?/
Tidak.

Terus bagaimana.../
Dengarkan saja kasetnya, Clay.

Apa itu semua
yang akan kudapatkann?

Hannah ingin masalahnya
selesai seperti ini.

Kau tahu darimana?

Aku tak bisa memberitahumu.
Kau harus mendengarkan.

Kalau aku tidak mau mendengarkannya?

Bagaimana kalau aku tidak bisa?

Maka ini semua akan
bertambah parah. Percayalah padaku.

Lebih parah dari Hannah
sudah mati?

Sampai nanti, Clay.

Tony.

Apa aku sudah di sisi dua?

Hei, Helmet.

Boleh aku makan bersamamu?

Aku lagi mengerjakan
tugas Geometri.

Tak apa.

Jadi, kau ikut kelas komunikasi juga, serius?

Bu Bradley tidak tahu apa
rasanya jadi muda seperti kita.

"Aku merasa lebih baik menghadapai masalah sambil beradu muka dengan mengatakan...,"

..." "Maaf, tapi kau
sungguh menyakiti perasaanku." ''

Menurutku pendapat Ibu Bradley bagus juga.

Pernahkah kau mampu menghadapi
masalah dengan beradu muka?

Pernahkah kau mengalami masalah?

Ya.

Sepertinya.

Sepertinya jadi anti sosial
ada untungnya juga.

Menurutku kau tidak
anti sosial sama sekali.

Menurutku kau cuma takut saja.

Menurutku kau sedang menunggu
waktu yang tepat.

Terkadang, menunggu
itu lebih baik.

Wow.

Oke, artinya apa?

Hanya saja...

Tidak. Maksudku...

Maaf, tapi kau
sungguh menyakiti perasaanku.

Hannah.

Hannah.

Sebuah rumor berdasarkan ciuman...

...telah menghancurkan kenangan yang
kuharap akan menjadi istimewa.

Malah, menghancurkan segalanya...

...seperti yang akan
segera kausaksikan.

Tunggu saja, Justin.
Aku belum selesai denganmu.

Aku tahu kau mungkin tidak
bermaksud mengecewakanku.

Bahkan, sebagian besar dari
kalian yang mendengarkan ini...

...mungkin tidak tahu apa
sedang apa kalian ini...,

...tapi nanti kau
akan segera tahu.

♪ Talking like we used to do used to do ♪

♪ It was always me and you ♪

♪ Shaping up and shipping out ♪

♪ Check me in and check me out ♪

♪ Hold on, darling ♪

♪ This body is yours ♪

♪ This body is yours and mine ♪

♪ Well, hold on, my darling ♪

♪ This mess was yours ♪

♪ Now your mess is mine ♪

♪ Your mess is mine ♪

♪ Your mess is mine ♪

Balikkan lagi kasetnya
untuk mengetahui lebih banyak.

Indonesian Subtitle by Artha Regina
@xoartharegina